Sejarah Pramuka
Sejarah Pramuka – Praja Muda Karana disingkat Pramuka. Salah satu organisasi pendidikan non-formal ini rasanya sudah tidak asing di masyarakat Indonesia. Hal ini karena Pramuka sudah dikenalkan pada kita sejak Sekolah Dasar (SD). Namun, apakah kamu sudah tahu sejarah tentang Pramuka ini? Jika belum, penulis kali ini akan membahas tentang sejarah Pramuka mulai dari bagaimana berdirinya Pramuka, sejarah Pramuka di dunia, dan hingga sampai ke negara kita yakni Indonesia. Yuk langsung kita simak penjelasan lengkapnya.

Berdirinya Pramuka

Sejarah Pramuka
Kelahiran Pramuka di dunia tidak lepas dari peran Baden Powell yang memprakarsai munculnya gerakan kepramukaan pada awal abad 20. Hal ini bermula dari sebuah buku yang ditulis oleh Baden Powell dengan judul “Scouting for Boys“. Buku tersebut dirilis pada tahun 1908. Dengan nama lengkap Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, beliau menuliskan semua pengalaman yang ia alami selama menjabat sebagai tentara Inggris pada buku tersebut dan prinsip-prinsip dasar kepramukaan yang hingga saat ini kita gunakan. Awalnya, buku yang ia tulis tersebut hanya untuk digunakan sebagai panduan dalam acara perkemahan yang ia rintis. Namun, ternyata buku tersebut mendapatkan respon yang baik bahkan diminati hingga luar Inggris. Acara perkemahan yang ia rintis tersebut dimulai dengan 22 anak laki-laki pada tanggal 25 Juli 1907 di Pulau Brownsea, Inggris. Dimulai dari buku tersebutlah yang menjadi cikal bakal organisasi kepramukaan ada di dunia, termasuk di Indonesia.

Sejarah Pramuka Dunia

Organisasi kepramukaan di dunia muncul setelah banyaknya minat pada buku yang ditulis oleh Baden Powell tersebut. Dengan menyebarnya buku tersebut, gerakan kepramukaan mulai terlahir di berbagai negara. Awalnya, gerakan Pramuka ini hanya diperuntukkan bagi kaum adam saja. Namun, sejak tahun 1912 lahirlah sebuah gerakan Pramuka bagi perempuan dengan nama Girl Guides. Gerakan Pramuka wanita ini diprakarsai atas bantuan adik Baden Powell, yakni Agnes yang kemudian dilanjutkan oleh istri Baden Powell dalam kepengurusannya. Dengan berkembangnya organisasi Pramuka ini, pada tahun 1916 berdirilah organisasi Pramuka untuk usia siaga (7-10 tahun). Organisasi ini dinamakan CUB (Anak Serigala). Untuk kegiatannya, CUB ini menjadikan buku The Jungle Book sebagai referensinya. Setelah itu, pada tahun 1918 Powell mulai mendirikan lagi organisasi dengan nama Rover Scout. Organisasi kepramukaan untuk usia remaja atau penegak (16-20 tahun). Pada tahun 1920, tepatnya tanggal 8 Agustus 1920, dimulailah acara Jambore Dunia pertama kali. Jambore ini diadakan di  Olympia Hall, London, dan dihadiri hingga 8000 anggota pramuka dari 34 negara yang hadir. Di acara itu, Baden Powell dinobatkan sebagai Chief Scout of the World atau Bapak Pandu Sedunia. Berikut rentetan tahun kegiatan Jambore Dunia pernah dilakukan hingga saat ini.
  • Tahun 1920, Jambore I di Olympia Hall, London
  • Tahun 1924 Jambore II di Ermelunden, Copenhagen, Denmark
  • Tahun 1929 Jambore III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris
  • Tahun 1933 Jambore IV di Godollo, Budapest, Hongaria
  • Tahun 1937 Jambore V di Vogelenzang, Blomendaal, Belanda
  • Tahun 1947 Jambore VI di Moisson, Perancis
  • Tahun 1951 Jambore VII di Salz Kamergut, Austria
  • Tahun 1955 Jambore VIII di sutton Park, Sutton Coldfild, Inggris
  • Tahun 1959 Jambore IX di Makiling, Philipina
  • Tahun 1963 Jambore X di Marathon, Yunani
  • Tahun 1967 Jambore XI di Idaho, Amerika Serikat
  • Tahun 1971 Jambore XII di Asagiri, Jepang
  • Tahun 1975 Jambore XIII di Lillehammer, Norwegia
  • Tahun 1979 Jambore XIV di Neishaboor, Iran namun dibatalkan
  • Tahun 1983 Jambore XV di Kananaskis, Alberta, Kanada
  • Tahun 1987 Jambore XVI di Cataract Scout Park, Australia
  • Tahun 1991 Jambore XVII di Korea Selatan
  • Tahun 1995 Jambore XVIII di Belanda
  • Tahun 1999 Jambore XIX di Chili, Amerika Selatan
  • Tahun 2003 Jambore XX di Thailand
  • Tahun 2007 Jambore XXI di Hylands Park Inggris
  • Tahun 2011 Jambore XXII di Rikaby, Swedia
  • Tahun 2015 Jambore XXIII di kirarahama, Jepang
Masih pada tahun yang sama, dibentuklah Dewan Internasional Organisasi Pramuka yang beranggotakan 9 orang, dengan kota London sebagai kantor kesekretariatan Pramuka dunia saat itu. Kemudian, kantor sekretariat ini berpindah ke Ottawa, Kanada pada tahun 1958. Lalu, berpindah llagi ke Geneva, Swiss pada tahun 1968. Setelah diadakannya Jambore dunia tersebut, Baden Powell mulai menulis sebuah buku kembali pada tahun 1922. Buku tersebut berjudul “Rovering to Succes“. Buku ini berisi tentang seorang pemuda yang terus mengayuh sampan hingga mencapai ujung pantai kebahagiaan. Buku keduanya ini lebih menginspirasi dan semakin meluas gerakan Pramuka yang ada di dunia. Termasuk menuju Indonesia.

Sejarah Pramuka Indonesia

Sejarah Pramuka di Indonesia pasang surut dalam aktifitas kepramukaan ini. Hal ini karena Pramuka sudah mulai dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Dalam sejarahnya, Pramuka ini akan kita bagi menjadi 3 periode. Berikut lengkapnya.

Pramuka pada Zaman Penjajahan Belanda

Gerakan Pramuka di Indonesia juga dipengaruhi oleh buku yang ditulis oleh Baden Powell. Buku tersebut ternyata mencapai Belanda yang dikenal dengan istilah Padvinder. Lalu, oleh pihak Belanda gerakan tersebut dibawa ke Hindia Belanda pada tahun 1912 dan didirikanlah organisasi kepramukaan dengan nama Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO). Selanjutnya, nama tersebut diubah menjadi Nederlands-Indische Padviders Vereeniging (NIPV) pada tahun 1916. Istilah Padvinders kemudian dilarang oleh Belanda untuk digunakan di Indonesia. Hal ini karena Padvinders merujuk pada Gerakan Pramuka Belanda. Karena larangan istilah tersebutlah kemudian muncul istilah Pandu atau Kepanduan di Indonesia. Pada tahun 1916, mulailah terbentuk organisasi kepemudaan serupa yang dibuat oleh bangsa Indonesia sendiri. Organisasi tersebut bernama Javaansche Padviders Organisatie yang diprakarsai oleh S.P. Mangkunegara VII. Kemudian, setelah peristiwa Sumpah Pemuda yang dilakukan pada tahun 1928, organisasi kepanduan makin berkembang di Indonesia. Organisasi kepanduan ini terbentuk dengan berasaskan nasionalis dan religi. Berikut beberapa diantara organisasi yang terbentuk saat itu.
  1. Padvinder Muhammadiyah, yang berubah nama menjadi Hizbul Wathan (HW).
  2. Nationale Padvinderij yang didirikan oleh Budi Utomo.
  3. Syarikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP) yang didirikan Syarikat Islam.
  4. Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) yang didirikan oleh Jong Islamieten Bond.
  5. Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) yang didirikan oleh Pemuda Indonesia
Dengan banyaknya organisasi kepanduan yang ada di Indonesia ini, dibentuklah organisasi dengan nama Persaudaraan Antara Pandu Indonesia (PAPI) pada 23 Mei 1928 sebagai wadah untuk organisasi-organisasi tersebut. Kemudian pada tahun 1930, PAPI melebur menjadi Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh-tokoh organisasi lainnya. Selanjutnya, pada April 1938 PAPI atau KBI ini berkembang dan berubah menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI). Pada tahun 1941, di Yogyakarta BPPKI mengadakan “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem” atau disingkat PERKINO yang diadakan pada 19-23 Juli. Kegiatan ini diperuntukkan untuk menggalang kesatuan dan persatuan di Indonesia.

Pramuka pada Zaman Penjajahan Jepang

Awal masa penjajahan Jepang, gerakan Pramuka masih tetap bertahan dan berjalan. Namun ketika Perang Dunia ke-2 terjadi, tentara Jepang melakukan penyerangan pada Belanda. Oleh karenanya, banyak tokoh Kepanduan Indonesia ditarik dan diambil untuk masuk ke Keibondan, PETA, dan Seinendan. Ketiga organisasi tersebut adalah organisasi bentukan Jepang yang digunakan untuk mendukung tentara Jepang. Setelah itu, Jepang pun mulai melarang adanya partai dan organisasi yang dibentuk oleh Indonesia termasuk kepanduan. Hal ini karena gerakan kepanduan dan organisasi lainnya dianggap berbahaya untuk Jepang. Hal tersebut karena organisasi-organisasi tersebut mampu meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia pada masa itu. Namun, pelarangan tersebut tak mengahalangi semangat kepanduan Indonesia. Bahkan, PERKINO II masih dapat berlangsung pada saat itu. PERKINO II diadakan sebagai bentuk perjuangan kemerdekaan Indonesia untuk mengusir Jepang.

Pramuka pada Zaman Kemerdekaan

Usai proklamasi dilakukan, para tokoh kepanduan Indonesai membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia. Panitia ini dibentuk untuk membentuk sebuah wadah bagi organisasi kepanduan di Indonesia. Kemudian, diadakanlah Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia ini pada 27-29 Desember 1945 di Surakarta. Hasilnya, terbentuklah organisasi Pandu Rakyat Indonesia. Organisasi ini kemudian diakui oleh pemerintah sebagai satu-satunya organisasi kepanduan lewat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan pada 1 Februari 1947. Namun, keputusan tersebut ternyata dianulis. Hingga akhirnya mulai bermunculan kelompok kepanduan lain di Indonesia. Pada awal tahun 60-an, perkiraan jumlah organisasi kepanduan di Indonesia mencapai hingga 100 organisasi. Kemudian, seluruh organisasi Kepramukaan yang ada saat itu dikumpulkan dan dinaungi pada 3 federasi utama, yaitu:
  • Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) untuk anggota Pandu/Pramuka Pria.
  • PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia) untuk anggota Pandu/Pramuka Wanita.
Baru pada tahun 1961-lah, Gerakan Pramuka akhirnya lahir hingga saat ini. Hal ini karena semakin menjamurnya organisasi kepramukaan yang ada pada saat itu. Pada tanggal 14 Agustus 1961, akhirnya resmi dikenalkan kepada masyarakat. Acara tersebut dilakukan dengan adanya proses pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, serta penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka. Dari peristiwa inilah, mengapa tanggal 14 Agustus sering diperingati sebagai Hari Pramuka di Indonesia. Itulah sejarah mengenai Pramuka, baik di dunia maupun di Indonesia. Dengan mengenal sejarah Pramuka, khususnya sejarah Pramuka Indonesia diharapkan dapat membuat kita lebih menghargai organisasi kepramukaan yang ada saat ini. Hal ini karena pada saat itu (penjajahan), organisasi-organisasi seperti Kepanduan inilah yang menjadi salah satu pembentuk semangat kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Mereka pun menjadi satu dari sekian tokoh yang berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Semoga kita dapat menghargai para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Semoga bermanfaat dan Terima kasih.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top